Disease Surveillance

Temukan informasi terbaru mengenai Disease Surveillance bulan ini!

Laporan monitoring penyakit ini kami persembahkan untuk para stakeholder di industri perunggasan tanah air.

Dapatkan analisa tim Veterinary Service kami berdasarkan update penyakit di lapangan setiap bulannya!

Juli 2025

RINGKASAN ANALISA

Berdasarkan data BMKG, kelembapan relatif (RH) rata-rata pada Juli 2025 berkisar sekitar 85%, dengan suhu permukaan 28-30 °C. Analisis curah hujan pada bulan tersebut bervariasi, mulai dari kriteria rendah (73%), sedang (26%), dan kriteria tinggi – sangat tinggi (1%). 48% wilayah Indonesia telah memasuki musim kering/kemarau. Meskipun musim kemarau, beberapa wilayah mengalami hujan lebat akibat fenomena atmosfer aktif. Laporan cuaca rinci dapat diakses di BMKG.

 

Kondisi ini membuat tantangan berat di tengah perubahan musim yang ekstrem. Kegagalan manajemen pemeliharaan dalam mengantisipasi perubahan cuaca dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit.

Total 74 kasus dilaporkan dari 19 penyakit atau kondisi berbeda, dengan broiler menyumbang 35 kasus dan layer 39 kasus.

.

.

Lima penyakit yang paling banyak dilaporkan pada Juli 2025 adalah:

  • aMPV – 9 laporan (12%)
  • Coryza – 7 laporan (9%)
  • ND – 7 laporan (9%)
  • IB – 7 laporan (9%)
  • CRD – 7 laporan (9%)

Penyakit lainnya termasuk IBH (6 laporan, 8%), CCRD (5 laporan, 7%),  DOC Quality dan Heatstress (4 laporan, 5%), Coccidiosis, Slowgrowth dan NE (3 laporan, 4%). Serta Mycotoxicosis dan Infectious Laryngotracheitis (2 laporan, 3%).

 

Laporan lainnya yang tersisa, mencakup Infectious Bursal Disease, Helminthiasis, Mycoplasma synoviae, Mismanagement dan Misvaccination masing-masing dengan 1 kasus (2%) secara berurutan.

Penyakit tertinggi yang dilaporkan pada Juli 2025 adalah Avian Metapneumovirus (aMPV). Masalah pernafasan ini sangat erat kaitannya dengan masih banyaknya ditemukan masalah pada manajemen pemeliharaan dan juga dalam mengatasi dampak negatif cuaca ekstrim akhir-akhir ini.

 

Bulan Juli 2025 menjadi bulan yang sangat panas. Musim kemarau melanda sebagian besar wilayah Indonesia. Terdapat 9 penyakit yang paling banyak dilaporkan. 2 diantaranya yang paling menarik adalah Avian Metapneumovirus dan Inclusion Body Hepatitis.

 

aMPV telah menjadi salah satu penyebab utama gangguan pernafasan pada ayam petelur dan pembibit. Tantangan dimulai sangat dini, semenjak pullet sampai masa produksi. Kerugian terbesarnya dari kerusakan saluran pernafasan dalam berbagai tingkat hingga penurunan produksi yang sangat merugikan (turun sampai 40%).

 

Seperti halnya infeksi pernafasan lain, aMPV mempunyai kecenderungan berkolaborasi saat infeksi. Hal yang akan menyebabkan tersamarnya penyebab infeksi inisial pada saluran pernafasan tersebut. aMPV bahkan lebih sulit terdeteksi, identifikasinya melalui PCR hanya bisa dilakukan saat infeksi baru terjadi 5-7 hari pertama. Selanjutnya, infeksinya menjadi laten dan lebih mudah diidentifikasi melalui uji serologi.

 

Penanganan aMPV dilakukan dengan menggunakan vaksin live pada pullet untuk mencegah infeksi pernafasannya, dan menggunakan vaksin killed sebelum produksi untuk mencegah gangguan pernafasan dan penurunan produksinya. Penting diingat bahwa pencegahan infeksi pernafasan haruslah komprehensif (menyeluruh dan terpadu), tidak hanya berfokus pada aMPV saja, tetapi juga mengcover infeksi pernafasan lain seperti ND, IB, MG, dan AI yang mempunyai kecenderungan berko-infeksi.

 

IBH kembali muncul. Penyakit virus berbahaya ini namanya tenggelam dalam 2 tahun terakhir. Sebelumnya penyakit ini menjadi momok di tahun 2017 – 2019. Infeksinya cenderung mereda sampai 2022. Medio 2025 ini, IBH menyerang kembali dengan jumlah yang cukup mengejutkan. Salah satu kerugian terbesar IBH adalah kematian yang tinggi dan berulang-ulang. Pola kematian dapat dimulai pada minggu kedua hingga ketiga, kemudian mereda, dan kembali meningkat pada minggu berikutnya.

 

IBH seringkali salah dikenali sebagai IBD. Hal yang sangat merugikan dari sisi penanganan penyakitnya. Karena prinsip pencegahan IBH adalah menguatkan program vaksinasi killed di indukan yang akan mentransfer MAB IBH yang tinggi ke DOC, yang dibarengi dengan program biosecurity ketat, terutama proses “cleaning and disinfecting” yang disiplin di kandang.

 

Kematian yang tinggi pada IBH dapat dikurangi dengan memberikan preparat metabolik yang membantu fungsi jantung, hati dan ginjal yang merupakan organ-organ yang paling parah kerusakannya oleh virus IBH.

 

Data laporan penyakit pada bulan Juli 2025 tersebut didapatkan dari 4 wilayah yaitu Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

 

PENYAKIT AYAM PEDAGING/BROILER

Untuk data penyakit ayam pedaging/broiler bulan ini berkontribusi 35 kasus penyakit. 

 

 

PENYAKIT AYAM PETELUR/LAYER

Sedangkan untuk data penyakit ayam petelur/layer bulan ini berkontribusi 39 kasus penyakit.

 

PREDIKSI PENYAKIT AGUSTUS 2025

Berdasarkan data surveillance selama 8 tahun, kami dapat memprediksi dominan penyakit yang akan muncul pada bulan-bulan tertentu. Untuk prediksi penyakit pada bulan Agustus 2025, berdasarkan persentase kejadian penyakit pada bulan yang sama selama 8 tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:

 

 

Berbagai ancaman masih akan dihadapi oleh pelaku usaha perunggasan di Indonesia pada bulan Agustus 2025. Terutama jika cuaca ekstrem terus berlanjut. Tiga penyakit dengan probabilitas tertinggi adalah: ND dengan 15%, CCRD
dengan 13%, dan IB dan CRD dengan 9% peluang.

 

Tiga penyakit yang paling diprediksi pada ayam pedaging/ broiler adalah: CCRD (20%), ND (15%), dan IB & IBH (13%).

 

Sedangkan prediksi ayam petelur/ layer adalah probabilitas ND (14%), Coryza & CRD (13%) dan IBD (10%)

 

Prediksi ini dimaksudkan untuk membantu komunitas unggas meningkatkan program pencegahannya, bukan sebagai jaminan keakuratan.

Informasi lebih lanjut mengenai Disease Surveillance bisa di unduh pada kolom dibawah atau hubungi tim PT Ceva Animal Health Indonesia di lapangan.

DISEASE SURVEILLANCE adalah newsletter rutin yang dikeluarkan oleh Departement of Veterinary Service Ceva Animal Health Indonesia. Disusun oleh drh. Ismail Kurnia Rambe – Veterinary Service Coordinator berdasarkan laporan dari seluruh dokter hewan Ceva Indonesia yang tersebar dilapangan. Seluruh grafik yang dituangkan merupakan data milik Ceva, mohon untuk mencantumkan sumber jika ingin menggunakannya.

Unduh Laporan Penyakit

Juli 2025