Disease Surveillance

Temukan informasi terbaru mengenai Disease Surveillance bulan ini!

Laporan monitoring penyakit ini kami persembahkan untuk para stakeholder di industri perunggasan tanah air.

Dapatkan analisa tim Veterinary Service kami berdasarkan update penyakit di lapangan setiap bulannya!

September 2025

RINGKASAN ANALISA

Berdasarkan data BMKG, kelembapan relatif (RH) rata-rata pada bulan September berkisar sekitar 75 – 80%, dengan suhu permukaan berkisar antara 27°C ± 2-3°C.

Analisis curah hujan bervariasi dengan kriteria rendah (43%), sedang (36%), dan kriteria tinggi – sangat tinggi (11%). 42% wilayah Indonesia telah memasuki musim kering/kemarau. Meskipun sedang musim kemarau, beberapa wilayah tetap kering, dan wilayah lain mengalami hujan lebat yang sporadis dan badai petir lokal. Laporan cuaca rinci dapat diakses di BMKG.

 

Kondisi ini membuat tantangan berat di tengah perubahan musim yang ekstrem. Kegagalan manajemen pemeliharaan dalam mengantisipasi perubahan cuaca dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit.

Total 68 kasus dilaporkan dari 19 penyakit atau kondisi berbeda, dengan broiler menyumbang 37 kasus dan layer 31 kasus.

 

 

Tujuh penyakit yang paling banyak dilaporkan pada September 2025 adalah:

  • CRD – 11 laporan (16%)
  • CCRD – 11 laporan (16%)
  • Cocci – 7 laporan (10%)
  • IB – 6 laporan (9%)
  • IBD – 4 laporan (6%)
  • IBH – 4 laporan (6%), dan
  • Neonatal coli – 4 laporan (6%)

Penyakit lainnya termasuk aMPV, Coryza, ND, dan Heatstress (3 laporan, 4%), NE (2 laporan, 3%), ILT (2 laporan, 3%).

Laporan lainnya yang tersisa, mencakup Avian Influenza H5, Infectious Laryngotracheitis, Avian Encephalomyelitis, Mycotoxicosis, Feed Quality, Helminthiasis and Mismanagement each masing-masing (1 laporan, 2%).

Penyakit tertinggi yang dilaporkan pada September 2025 adalah Chronic Respiratory Disease (CRD). Masalah pernafasan ini sangat erat kaitannya dengan kegagalan manajemen ventilasi untuk mencegah dampak negatif cuaca ekstrem.

September biasanya menjadi bulan peralihan dari musim kemarau menuju musim penghujan. Namun, tahun ini berbeda. Hujan turun lebih awal di tengah musim kemarau, menciptakan kondisi cuaca yang rancu. Ketidakpastian ini membuat para pelaku peternakan ayam di Indonesia menghadapi tantangan dalam menjaga sirkulasi udara yang ideal bagi pertumbuhan dan produksi ayam. Akibatnya, berbagai infeksi maupun komplikasi penyakit semakin mudah muncul di lapangan.

Sepanjang September 2025, GPS DS Ceva Indonesia menerima 68 laporan kasus penyakit, yang mencakup 19 jenis infeksi atau kondisi yang mengganggu kesehatan ayam broiler dan layer.

Menarik untuk dicermati, dua laporan dengan angka tertinggi bulan ini berkaitan dengan infeksi pernapasan yang bersifat komplikatif. Penyakit CRD (Chronic Respiratory Disease) dan CCRD (Complicated Chronic Respiratory Disease) sering kali terjadi secara berurutan, saling mendahului satu sama lain. Kehadiran IB (Infectious Bronchitis) dalam daftar penyakit September semakin menegaskan bahwa perubahan cuaca ekstrem berdampak nyata terhadap proses pemeliharaan ayam, yang pada akhirnya mengganggu performa produksi.

Ketiga penyakit pernapasan tersebut hanya dapat dikendalikan melalui program pencegahan dini yang komprehensif. Upaya ini mencakup kombinasi vaksinasi IB klasik dan varian di hatchery, vaksinasi MG sebelum terjadinya infeksi MG lapangan, serta penerapan biosekuriti dan higieni kandang yang ketat dan berkelanjutan.

 

Penanganan penyakit pernapasan tidak bisa dilakukan secara parsial. Kecenderungan patogen saluran pernapasan untuk saling berkomplikasi menuntut program pencegahan yang sedini dan selengkap mungkin terhadap penyakit-penyakit pernafasan seperti ND, IB, aMPV, AI, MG, Coryza, ILT, dan lainnya. Jika fokus hanya diberikan pada satu jenis infeksi, maka infeksi lain dapat dengan mudah mengancam integritas saluran pernapasan ayam. Kata kuncinya adalah pencegahan dini dan menyeluruh sebelum infeksi lapangan terjadi.

Selain penyakit pernapasan, IBH (Inclusion Body Hepatitis) juga menjadi ancaman serius. Selama tiga bulan berturut-turut, IBH konsisten menempati daftar penyakit dengan jumlah kasus tertinggi. Penyakit ini memerlukan peningkatan program biosekuriti, kebersihan, dan higieni kandang secara ketat dan berkesinambungan untuk memutus rantai penularan antarkandang. Penularan horizontal FaDV harus ditekan semaksimal mungkin. Penggunaan preparat metabolik yang mendukung fungsi jantung, hati, dan ginjal juga terbukti membantu mengurangi kerugian di kandang, dan dapat diberikan sejak ayam berumur satu hari hingga panen.

Data laporan penyakit pada bulan September 2025 tersebut didapatkan dari 4 wilayah yaitu Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

 

PENYAKIT AYAM PEDAGING/BROILER

Untuk data penyakit ayam pedaging/broiler bulan ini berkontribusi 37 kasus penyakit. 

 

PENYAKIT AYAM PETELUR/LAYER

Sedangkan untuk data penyakit ayam petelur/layer bulan ini berkontribusi 31 kasus penyakit.

PREDIKSI PENYAKIT OKTOBER 2025

Berdasarkan data surveillance selama 8 tahun, kami dapat memprediksi dominan penyakit yang akan muncul pada bulan-bulan tertentu. Untuk prediksi penyakit pada bulan Oktober 2025, berdasarkan persentase kejadian penyakit pada bulan yang sama selama 8 tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:

Berbagai ancaman masih akan dihadapi oleh pelaku usaha perunggasan di Indonesia pada bulan Oktober 2025. Terutama jika cuaca ekstrem terus berlanjut. Tiga penyakit dengan probabilitas tertinggi adalah: ND, dan CCRD dengan 15%, IB dengan 14% peluang, Heat stress dengan 7%

Tiga penyakit yang paling diprediksi pada ayam pedaging/ broiler adalah: CCRD (22%), ND (16), dan IB (16%), Heatstress dengan 8 %.

 

Sedangkan prediksi ayam petelur/ layer adalah probabilitas ND (13%), IB (12%) dan CRD (11%)

 

Prediksi ini dimaksudkan untuk membantu komunitas unggas meningkatkan program pencegahannya, bukan sebagai jaminan keakuratan.

Informasi lebih lanjut mengenai Disease Surveillance bisa di unduh pada kolom dibawah atau hubungi tim PT Ceva Animal Health Indonesia di lapangan.

DISEASE SURVEILLANCE adalah newsletter rutin yang dikeluarkan oleh Departement of Veterinary Service Ceva Animal Health Indonesia. Disusun oleh drh. Ismail Kurnia Rambe – Veterinary Service Coordinator berdasarkan laporan dari seluruh dokter hewan Ceva Indonesia yang tersebar dilapangan. Seluruh grafik yang dituangkan merupakan data milik Ceva, mohon untuk mencantumkan sumber jika ingin menggunakannya.

Unduh Laporan Penyakit

SEP 2025